Saturday, September 08, 2012

Gue, dan Stasiun Kereta di Malam Hari


Sebenernya alesan terkuat kenapa gue sering ikut ngejemput nyokap kalo balik dari luar kota adalah simple; gue selalu suka stasiun kereta di malam hari. Gue juga kurang ngerti ya apa menariknya. Tapi gue suka aja suasana bandara/stasiun di pagi buta. Sama seperti gue menyukai perjalanan malam.

Dulu, ketika gue masih duduk di sekolah dasar. Gue sering mudik ke kampung menggunakan transportasi besi merayap macem cicak ini. Biasanya gue berdua bokap, sementara tiga anggota keluarga gue yang lain berangkat duluan pagi-pagi naik mobil bersama almarhum kakek gue.

Biasanya dulu, tengah malem, gue dengan menenteng tas ransel kecil duduk di pojokan Dunkin Donuts stasiun Gambir yang sampai sekarang ini bentuknya udah berubah-ubah. Gue selalu pilih donat favorit gue yang warnanya item tengahnya ada putih-putihnya, kagak tau dah namanya apaan. Yang jelas jaman dulu J.co belum terlalu ngeksis dan booming, dan memang belum ada di Gambir. Sementara gue nyeruput coklat, bokap ngebolak-balik majalah otomotif yang dia beli. Anyway gue dulu bener-bener nggak ngerti sm majalah otomotif yang gue kira isinya cuma sekrup, mur dsbg. Begitu juga dengan majalah baru gue, karena kami selalu ngorekin toko buku di stasiun. Dengan berselimutkan jaket merah hello kitty terikat di pinggang, gue menikmati bacaan gue sampai bokap manggil gue untuk segera naik ke atas, peron kereta namanya.

Banyak orang duduk-duduk di peron tentu saja. Mereka menenteng koper-koper besarnya, ada juga yang menggotong kardus-kardus yang entah gue nggak ngerti isinya apaan. Ada yang duduk-duduk santai di kursi, bercengkrama dengan kerabat ataupun orang tuanya. Ada yang dengan tenang menganggung komat-kamit mengikuti alunan lagu yang didengarnya menggunakan headset. Ada juga yang boklak-balik koran yang kayaknya sih udah basi macem nasi aking. Beritanya nyampe garing diliat-liat doang. Ada juga yang autis sendiri mainin hape. Ada yang lagi nelfon, ada yang mimiknya sedang panik bertanya sama mas-mas office boy peron. Ada yang pakai jas rapi, ada yang kayak udah mau muncak everest make jaket tebel banget. Ada yang cuma pakai hotpants + tanktop. Ada yang akai kaus beragam sampai ke dress santai. Lengkap, semua ada.

Gue selalu suka memperhatikan situasi kapanpun dan dimanapun termasuk pada hiruk-pikuk seperti pasar. Memperhatikan keadaan manusia-manusia berbeda yang datang dari asal dan dengan alasan yang juga berbeda-beda. Membuat analisis gue bergerak dalam diam dan menumbuhkan argumentasi baru yang bisa gue aktualisasikan pada diri gue sendiri. Didalam lembar yang tenang, gue suka merenung. Membiarkan imajinasi liar dan buas gue mencakar pemikiran gue. Sampai gue mengantuk dan menyimpan nya kembali dalam-dalam.

No comments:

Post a Comment